DESAIN DAN PELAKSANAAN PEMBANGUNAN MASJID AL-BANNA KALISUREN
DESA KALISUREN, KECAMATAN TAJURHALANG
KABUPATEN BOGOR
oleh
Edy Supriyanto
DESAIN 3D MASJID AL-BANNA KALISUREN ( digambar : Aly Arfan )
PEMBANGUNAN FISIK CAPAIAN 60 %
=======================================================================
PENELITIAN
TINGKAT KECENDERUNGAN PEMBANGUNAN RUMAH MBR
DENGAN PENDEKATAN PENERBITAN PEMBANGUNAN PERUMAHAN
DI KABUPATEN / KOTA DI WILAYAH BARAT INDONESIA
Oleh :
Ir. EDY SUPRIYANTO, MT
ABSTRAKSI
Pada tahun 2015 Pemerintah mulai mencanangkan Program Sejuta Rumah untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah di seluruh Indonesia, hal tersebut berdasar karena dari data backlog kepemilikan rumah sesuai dengan RPJMN tahun 2015 – 2019 ada sebanyak 7,6 juta warga Indonesia masih belum memiliki tempat tinggal sendiri.
Kendala yang selama ini dihadapi dalam potensi pembangunan rumah untuk MBR diantaranya adalah belum tersedianya kajian kecenderungan pembangunan rumah MBR di Indonesia secara nasional
Pada penelitian ini dilakukan kajian untuk mengetahui kecenderungan pembangunan rumah bagi MBR. Sedangkan tujuan penelitian itu sendiri adalah mengkaji kecenderungan berkaitan dengan pembangunan rumah MBR. serta mengkaji faktor faktor yang mempengaruhi terjadinya tingkat kecenderungan pembangunan rumah yakni Aspek Pelaksanaan (fasilitas perijinan, SOP). Aspek Persyaratan ( syarat administrasi , syarat teknis). Aspek Legalitas ( rencana tata ruang, perda tentang imb)
Kabupaten / Kota di wilayah Barat Indonesia sebagai sampel adalah 43 Daerah. Sedangkan teknik analisis menggunakan metode kecendrungan (trend method) Metode kecendrungan (trend method) menggunakan suatu fungsi seperti metode regresi dengan variable X menunjukkan waktu (Supranto, 2000).
Temuan penelitian ini dapat disimpulkan, bahwa Kabupaten / Kota di Wilayah Barat memiliki tingkat kecenderungan tinggi, namun kecenderungan ini belum diimbangi pelayanan yang optimal dari pengelola perijinan, bahwa pengelola kurang memperhatikan aspek legalitas khususnya kepastian pemanfaatan tata ruang. Hal ini akan menghambat proses pembangunan rumah.
Adapun rekomendasi dari penelitian ini sendiri adalah, bahwa kecenderungan pembangunan rumah MBR yang relative tinggi memiliki peranan yang strategis, maka pelayanan yang baik terkait penerbitan perijinan (imb) merupakan hal yang penting karena akan ikut menentukan pembangunan rumah MBR di masa mendatang.
========================================================
PENELITIAN
KAJIAN JENIS KEBUTUHAN DATA DAN INFORMASI
TERKAIT PEMBANGUNAN
PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN
Oleh :
Ir. EDY SUPRIYANTO, MT
ABSTRAKSI
Fenomena jenis data dan informasi untuk menunjang pembangunan perumahan dan kawasan permukiman menjadi menarik untuk dikemukakan. Pemangku kepentingan / Pemerintah sebagai pelayan bagi lapisan masyarakat telah berupaya memberikan pelayanan data dan informasi tersebut diatas, namun demikian terkadang masih sulit memperoleh jenis informasi yang di butuhkan.
Pada penelitian ini dilakukan kajian untuk mengetahui jenis kebutuhan data dan informasi terkait pembangunan perumahan dan kawasan permukiman. Sedangkan tujuan penelitian itu sendiri adalah mengkaji jenis kebutuhan data dan informasi terkait pembangunan perumahan dan kawasan permukiman serta mengkaji faktor faktor yang mendukung pelayanan yakni Aspek Eksistensi Pusat Pelayanan Data dan Informasi, Ketersediaan Jaringan Internet, Kebutuhan Data Secara Manual, Kelembagaan.
Kota Provinsi sebagai sampel adalah 5 Daerah. Sedangkan metoda analisis menggunakan metode analisis kualitatif deskriptif (Anurin, 1995).
Temuan penelitian ini dapat disimpulkan, bahwa jenis kebutuhan data dan informasi terkait pembangunan perumahan dan kawasan permukiman adalah :, produk hukum, program dan kegiatan, teknologi rancang bangun dan bahan bangunan. Sedangkan faktur pendukung meliputi : Eksistensi Pelayanan, Ketersediaan bentuk pelayanan, Kelembagaan
Adapun rekomendasi dari penelitian ini sendiri adalah, bahwa Jenis Kebutuhan Data dan Informasi terkait Pembangunan Perumahan dan Kawasan Permukiman perlu terintegrasi dengan basis data kelompok kerja (Pokja) Perumahan dan Kawasan Permukiman yang telah ada, dimana kelompok kerja perumahan dan kawasan permukiman tersebut memiliki sumber data yang memadai.